Di alam ini terdapat banyak sekali makhluk hidup, dari berukuran renik sampai berukuran besar. Tapi kita tidak akan dapat melihat organisme yang yang berukuran renik tanpa bantuan alat yang disebut Mikroskop.
A. Pendahuluan
Sahabat sekalian, selamat datang kembali. Pada kesempatan kali ini kami ingin berbagi informasi mengenai Cara Menggunakan Mikroskop beserta jenis mikroskop dan bagian-bagiannya.
Mikroskop biasa digunakan di dunia pendidikan atau untuk tujuan penelitian.
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk tujuan pengamatan benda-benda berukuran renik, antara lain bakteri, sel-sel, penampang, akar dan banyak lagi benda yang dapat diamati.
B. Jenis-jenis Mikroskop
Ada beberapa jenis mikroskop yang perlu kita ketahui, berdasarkan jumlah lensa terdapat Mikroskop monokuler yang mempunyai satu lensa dan Mikroskop binokuler yang mempunyai dua lensa.

Berdasarkan sumber cahaya, terdapat mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Mikroskop binokuler mempunyai dua lensa okuler opsional sehingga mempunyai fungsi yang lebih baik dalam hasil pengamatan dibandingkan mikroskop monokuler.
Mikroskop monokuler atau mikroskop cahaya merupakan jenis yang biasa digunakan di sekolah-sekolah.
Selain dari segi harga yang cukup terjangkau, mikroskop tersebut secara kemampuan sudah cukup untuk digunakan dalam penelitian sederhana di sekolah.
Kemudian hasil penyempurnaan mikroskop cahaya, muncullah mikroskop elektron.
Secara fungsi, mikroskop elektron mempunyai fungsi yang sama untuk melihat objek berukuran kecil tapi mikroskop elektron memberikan hasil pengamatan yang lebih baik.
Mikroskop elektron biasanya digunakan untuk pengamatan sampel oleh laboratorium medis atau badan penelitian.
C. Mikroskop Cahaya
1. Bagian-Bagian Mikroskop Cahaya
Susunan mikroskop secara umum terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
Lensa objektif merupakan lensa yang dekat dengan benda yang diamati. Lensa okuler merupakan lensa yang dekat dengan mata pengamat dan mempunyai jarak fokus yang lebih besar dibandingkan dengan lensa objektif.

Bagian-bagian mikroskop beserta dengan fungsinya secara rinci sebagai berikut :
- Lensa okuler, berfungsi memperbesar bayangan objek dengan sifat bayangan tegak, maya dan diperbesar.
- Tabung mikroskop, berfungsi meneruskan cahaya. Cahaya yang berasal dari lensa objektif akan diteruskan ke lensa okuler.
- Revolver, merupakan alat yang digunakan untuk mengganti lensa objektif sesuai dengan perbesaran yang diinginkan.
- Lensa objektif, berfungsi untuk pembesaran pada bayangan benda.
- Penjepit objek, berfungsi untuk menjepit kaca objek (glass objek dan cover glass)
- Meja mikroskop, merupakan tempat untuk meletakkan kaca objek.
- Cermin terdiri dari : (a) Cermin cekung, fungsinya yaitu mengumpulkan, mencari juga mengarahkan cahaya pada objek yang sedang diamati. (b) Cermin datar, fungsinya yaitu memantulkan cahaya saat sumber cahaya terlalu terang.
- Diafragma, berfungsi sebagai alat pengatur sedikit banyaknya cahaya.
- Kaki mikroskop, berfungsi sebagai penyangga mikroskop.
- Lengan mikroskop, berfungsi sebagai alat pegangan saat membawa mikroskop.
- Pemutar kasar, berfungsi untuk memperjelas bayangan objek.
- Pemutar halus, berfungsi untuk mempertajam bayangan objek.
2. Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang paling mudah dalam pengoperasiannya dan cocok untuk pengamatan sederhana, sehingga mikroskop jenis ini banyak digunakan di sekolah untuk praktikum biologi.
Cara menggunakan mikroskop monokuler sama dengan cara menggunakan mikroskop binokuler yang mana keduanya termasuk mikroskop cahaya, urutan cara menggunakan mikroskop secara rinci sebagai berikut :
#1 Ambil Mikroskop.
Mengambil dan membawa mikroskop dilakukan dengan cara memegang lengan mikroskop dan letakkan di atas meja dengan posisi mikroskop tepat menghadap ke pengamat.

#2 Putar Revolver.
Memutar revolver dilakuklan hingga dalam posisi satu poros antara lensa objektif dengan lensa okuler sehingga pada pembesaran lemah/kasar, posisi tersebut biasanya ditandai dengan adanya bunyi klik pada revolver.

#3 Atur Cermin/Diafragma.
Pengaturan cermin/diafragma dilakukan hingga kekuatan cahaya yang masuk sesuai, ini terlihat bentuk yang bulat dan terang.

#4 Siapkan Preparat Dan Taruh Di Meja Mikroskop.
Setelah preparat siap, taruh di atas meja mikroskop dengan tepat di lubang preparat kemudian jepitlah preparat dengan menggunakan penjepit objek pengamatan dan pastikan preparat tidak akan terlepas saat digerak-gerakkan.

#5 Pengaturan fokus.
Untuk memperjelas gambar, sambil melihat pada lensa okuler aturlah fokus dengan cara memutar bagian pemutar kasar. Kemudian putarlah pemutar halus untuk mempertajam gambar objek.

#6 Gantilah lensa objektif.
Setelah bayangan objek terlihat, gantilah lensa objektif dari ukuran terkecil hingga terbesar (10 x, 40 x, ….100 x) hingga revolver berbunyi klik untuk memperbesar dan memperjelas bayangan objek.

#7 Selesai menggunakan.
Setelah selesai menggunakan mikroskop bersihkanlah dan di tempatnya kembali.
D. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron diciptakan oleh Ernst Ruska bersama Bodo Von Borries, dan diperkenalkan pertama kali tahun 1931. Penciptaan mikroskop elektron didasarkan pada :
- Pada suasana yang vakum/hampa udara, elektron dipercepat pada suatu kolom elektromagnet sehingga akan mempunyai karakter seperti cahaya dan juga mempunyai panjang gelombang yang lebih kecil yaitu 100.000 kali dari pada cahaya.
- Telah ditemukan bahwa medan magnet dan medan listrik juga dapat berperan sebagai cermin dan lensa seperti pada mikroskop cahaya.

TEM (Transmission Electron Microscopy) adalah jenis mikroskop elektron yang pertama kali diciptakan dan hanya menggunakan dua lensa magnet.
Dan kemudian kemampuannya ditingkatkan tiga tahun kemudian dengan menambahkan satu lensa lagi sehingga resolusinya menjadi 100 nm atau 2 x lebih baik dari pada mikroskop cahaya.
E. Macam-macam Mikroskop Elektron
1. TEM (Transmissiom Electron Microscopy)
TEM merupakan mikroskop elektron yang pertama kali diciptakan dengan menggunakan 2 (dua) lensa medan magnet yang kemiudian dikembangkan menjadi STEM ( Scanning Transmissiom Electron Microscopy / mikroskop pemindai transmisi elektron )
2. STEM ( Scanning Transmissiom Electron Microscopy )
STEM dapat memindai objek dengan menggunakan pola dimana pemindaian dilakukan secara raster yaitu dari satu sisi kemudian ke sisi lainnya sehingga menghasilkan sebuah lajur-lajur titik atau dots, kemudian dots inilah yang membentuk sebuah gambar yang akan ditampilkan seperti pada monitor/televisi yang dihasilkan CRT.
3. SEM (Scanning Electron Microscopy)
SEM biasanya digunakan dalam pengamatan objek seperti permukaan sel dan mikroskopik lainnya dalam tampilan secara mendetail dan bahkan bisa tiga dimensi, dengan resolusi bisa mencapai 50 nm atau dengan magnifikasi 8.000 kali.
Cara kerjanya antar lain, ketika dilakukan pemindaian permukaan objek/sampel dengan sinar elektron maka gambar dibentuk berdasarkan deteksi elektron pantul/ elektron baru/ elektron sekunder.
Kemudian elektron pantul yang terdeteksi tersebut diperkuat sinyalnya dan selanjutnya amplitudo yang cukup besar akan ditampilkan secara gradasi gelap terang yang akan ditampilkan pada monitor CRT ( Cathode Ray Tube )
4. ESEM (Environmental Scanning Electron Microscope)
ESEM adalah mikroskop elektron pengembangan dari mikroskop elektron SEM, adapun yang di kembangkan adalah terkait hasil pengamatan objek yang belum memenuhi syarat objek pada mikrskop elektron TEM dan SEM.
Dengan menggunakan ESEM maka objek pada lingkungan menyerupai gas bertekana rendah atau low pressure gasuous environment dapat diamati dengan baik, misal objek pada tekanan 10-50 Torr atau objek dengan tingkat humiditas lebih dari 100 %.
F. Hubungan Pengolahan Citra dengan Mikroskop Elektron
Pengolahan citra pada mikroskop elektron diperlukan untuk memperbesar objek/spesimin yang sangat kecil menjadi ribuan kali lebih besar dari ukuran sebenarnya, sehingga dengan pembesaran tersebut sangat membantu peneliti dalam melakukan pengamatan.
Pencitraan seperti ini tidak dapat dilakukan oleh mikriskop yang menggunakan cahaya, hanya dapat dilakukan melalui tembakan elektron. Sebagai contoh pencintraan pada bagian sirkuit yang rusak sebagai berikut.

Dengan pencitraan pada mikroskop elektron, gambar akan diperbesar dan diperjelas dari objek yang diamati. Pengamatan objek seperti ini termasuk pengolahan citra karena pengamatan dapat dilakukan setelah adanya pembesaran pada objek tersebut.
Objek lama yang mempunyai citra lama akan diolah di mikroskop elektron sehingga menjadi citra baru (objek dengan gambar yang telah diperbesar).
Mikroskop elektron mempunyai kelebihan yaitu menghasilkan sebuah gambar yang lebih jelas, lebih besar, serta lebih baik dibandingkan mikroskop cahaya.
Sedangkan kekurangannya adalah untuk melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron membutuhkan proyektor serta ruangan yang cukup luas.
G. Cara Menggunakan Mikroskop Elektron
Untuk melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron diperlukan irisan objek yang sangat tipis, sehingga hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi sebagian para peneliti.
Namun dalam perkembangannya telah ditemukan sebuat alat untuk memotong objek/spesimin setipis mungkin yang disebut mikrotom.
Untuk melakukan pengamatan menggunakan mikroskop elektron dapat dilakukan sebagai berikut :
#1. Siapkan preparat.
Agar kita dapat mangamati objek/preparat dengan menggunakan alat mikroskop eletron harus diperhatikan ketebalan preparat. Preparat tersebut harus setipis mungkin, irislah dengan menggunakan alat miroton.
#2. Peletakan preparat.
Objek atau preparat yang telah disiapkan letakkan di tempat di bawah lensa sehingga lensa tersebut akan menyorot pada bagian obek tersebut agar bisa diamati.
#3. Lakukan Pembesaran.
Agar hasil pengamatan tampak lebih jelas lakukanlah perbesaran secara bertahap
Demikian info yang dapat kami berikan, semoga bermanfaat
Baca Juga :