Contoh Jaring-jaring Makanan Di Sungai

Artikel ini sudah direview oleh: Zuni Yahya, S.PKP, S.Pd

Contoh Jaring-Jaring Makanan Di Sungai – Sebagai salah satu ciri bahwa ekosistem di suatu tempat berjalan dengan baik adalah adanya jaring-jaring makanan yang terbentuk pada lingkungan tersebut. Di bawah ini adalah berbagai contoh jaring-jaring makanan di sungai.

Contoh Jaring-jaring Makanan Di Sungai

Jaring-jaring Makanan Di Sungai
Jaring-jaring Makanan Di Sungai

Kita tinggal di Indonesia, Negara dengan jumlah sungai yang sangat banyak yang menjadi penentu keseimbangan ekosistem alam. Ekosistem sungai harus kita jaga agar alam bisa terjamin keberlangsungannya.

Untuk itu, Penting bagi kita untuk mengetahui jaring-jaring makanan. Di bawah ini merupakan contoh jaring-jaring makanan di sungai :

  1. Energi matahari → alga → ikan sepat → burung bangau → buaya → pengurai
  2. Energi matahari → alga → ikan salmon → beruang → pengurai
  3. Energi matahari → alga → serangga air  → kodok → ular → elang → pengurai
  4. Energi matahari → alga → ikan air tawar → manusia → pengurai
  5. Energi matahari → alga → udang → ikan air tawar → elang → pengurai

Pada jaring-jaring makanan ini, terdiri dari 5 rantai makanan yang semua produsennya sama, dan memiliki sumber energi yang sama yaitu energi matahari.

Namun, pada setiap rantai makanan terdapat jenis hewan yang berbeda dengan tingkatan yang berbeda. Hal ini menunjukkan kemungkinan terbentuknya banyak rantai makanan meski terdapat pada satu lingkungan ekosistem yang sama.

Energi dari matahari diserap oleh alga yang kemudian bisa menghasilkan makanan untuk dirinya sendiri. Itulah mengapa dalam jaring makanan ini alga berperan menjadi produsen.

Pada jaring di atas, terdapat ikan air tawar yang memiliki banyak pilihan makanan, selain itu, elang pada rantai makanan ke-lima sebagai konsumen tingkat ketiga juga memiliki beberapa pilihan makanan. Hal inilah yang menjadi ciri sebuah jaring makanan. 

Rantai-rantai makanan tersebut menyusun sehingga membentuk jaring-jaring makanan yang ada di sungai yang merupakan penyusun dari ekosistem sungai. Berikut sedikit kami jelaskan tentang ekosistem sungai..

Ekosistem  Sungai

Pengertian

Sungai merupakan aliran air yang mengalir secara terus menerus dengan memanjang dengan aliran besar dari sumber atau hulu sampai ke muara atau hilir. Jumlah sungai di Indonesia sangat banyak, jumlah sungai utama saja mencapai sedikitnya berkisar 5.590 sungai, belum lagi jumlah anak sungai yang mencapai 65.017 sungai.

Ekosistem yaitu sebuah sistem ekologi yang merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang terjadi hubungan timbak balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan sesamanya dan makhluk dengan lingkungannya.

Sehingga Ekosistem Sungai dapat diartikan merupakan interaksi antara hewan yang hidup di perairan yang mengalir dan tanaman yang tumbuh di dalamnya. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi saling makan memakan antar penyusun komponen yang ada dalam rantai makanan.

Lebih jelasnya kami sampaikan Ciri-ciri Ekosistem di Sungai sebagai berikut.

Ciri-ciri Ekosistem di Sungai 

Mengetahui ciri khas ekosistem di sungai mampu membantu kita untuk memahami bagaimana jaring makanan di sungai terbentuk dan bekerja. Hal ini karena jaring makanan dipengaruhi oleh kondisi ekosistem di lingkungan tersebut. Apa saja ciri ekosistem di sungai? Berikut ini penjelasannya:

1. Air sungai selalu mengalir dari hulu ke hilir. Hal ini tentu akan mempengaruhi jenis ikan yang ada di daerah hulu maupun hilir tergantung dengan kedalaman sungai, arah air dan aliran air di sungai tersebut.

2. Karena air bergerak terus menerus, sehingga memungkinkan terjadi perubahan fisik dan kandungan kimia dalam air sungai. Hal ini lazim terjadi terutama pada daerah yang terkena sedimentasi di sungai.

3. Jumlah dan karakter hewan yang ada di sungai biasanya secara alamiah akan beradaptasi dengan kondisi aliran sungai. Itulah mengapa pola rantai makanan biasanya bisa juga berubah mengikuti dengan pola adaptasi hewan yang ada di lingkungan tersebut.

4. Manusia juga ikut mempengaruhi pembentukan jaring makanan di sungai. Entah sebagai konsumen tingkat akhir atau sebagai faktor eksternal yang memungkinkan terjadinya pergeseran posisi hewan pada tingkatan tertentu.

Komponen ekosistem Sungai

Dalam komponen ekosistem sungai terdapat produsen yang juga disebut sebagai organisme autotrof yang dapat membuat makananya sendiri yaitu alga dan fitoplankton. Alga dan fitoplankton memanfaatkan sinar matahari untuk membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis .

Alga atau fitoplankton akan dimakan oleh konsumen tingkat pertama seperti ikan sepat, ikan salmon, serangga air, ikan air tawar, dan udang dan konsumen tingkat pertama akan dimakan konsumen tingkat kedua dan seterusnya hingga sampai ke pengurai yang akan dimanfaatkan oleh alga atau fitoplankton.

Sehingga membentuk beberapa siklus rantai makanan dan menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Jadi beda ya rantai makanan dengan jaring-jaring makanan, lebih jelas berikut kami sampaikan perbedaanya.

Perbedaan Jaring-jaring Makanan dan Rantai Makanan

Jaring-jaring makanan berbeda dengan siklus rantai makanan. Jaring-jaring makanan dapat dikatakan lebih kompleks Karena terdiri dari banyak rantai makanan.

Proses penggabungan beberapa rantai makanan yang kemudian disebut sebagai jaring makanan merupakan salah satu tanda bahwa di lingkungan tersebut hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya terjalin dengan baik.

Bagaimana perbedaan antara jaring-jaring makanan dan rantai makanan?

Rantai Makanan merupakan sebuah proses memakan dan dimakan antara makhluk hidup yang dimulai dari tumbuhan hijau sebagai produsen, hewan pemakan tumbuhan sebagai konsumen tingkat pertama, hewan pemakan daging sebagai konsumen tingkat kedua, dan seterusnya sampai konsumen tingkat terakhir mati dan dimanfaatkan oleh dekomposer/pengurai.

Jaring-jaring Makanan merupakan beberapa rantai makanan yang saling keterkaitan atau berhubungan antara komponen penyusun rantai makanan satu dengan yang lain 

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa jaring makanan terbentuk dari rantai makanan sehingga keduanya berbeda. Namun, penjelasannya adalah organisme yang ada pada jaring makanan memiliki berbagai pilihan organisme lain yang bisa dimakan.

Hal ini tidak terjadi pada rantai makanan karena hewan yang berperan sebagai konsumen hanya bisa mendapatkan satu pilihan saja dalam proses rantai makanan.

Komponen Jaring-Jaring Makanan DI Sungai

Komponen jaring-jaring makanan terdiri dari lingkungan dan makhluk hidup yang saling ketergantungan dalam sebuah hubungan atau interaksi. Makhluk hidup yang terlibat dalam jaring-jaring makanan antara lain : Produsen, Konsumen, dan Dekomposer / Pengurai, berikut penjelasannya :

Produsen, merupakan makhluk hidup yang mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Dalam jaring-jaring makanan sungai, peran ini dilakukan oleh alga dan fitoplankton. 

Alga dan Fitoplankton mampu memproduksi makanannya sendiri dengan memanfaatkan sinar matahari, yang selanjutnya akan dimanfaatkan oleh konsumen tingkat pertama sebagai sumber energi.

Konsumen Pertama, merupakan makhluk hidup yang tidak mampu memproduksi makanannya sendiri sehingga tergantung pada produsen sebagai hewan pemakan tumbuhan (herbivora), untuk mendapatkan energi. Konsumen pertama ini sering disebut sebagai konsumen primer. Contohnya : ikan sepat, ikan salmon , serangga air, ikan air tawar, dan udang.

Konsumen Kedua, merupakan makhluk hidup yang memanfaatkan konsumen pertama untuk mendapatkan makanan atau sumber energi sebagai hewan pemakan daging (karnivora). Konsumen kedua ini sering disebut sebagai konsumen sekunder. Contohnya : burung bangau, beruang, kodok, manusia, dan ikan air tawar.

Konsumen Ketiga, merupakan makhluk hidup yang memanfaatkan konsumen kedua untuk mendapatkan makanan atau sumber energi sebagai hewan pemakan daging (karnivora). Konsumen ketiga ini sering disebut sebagai konsumen tersier. Contohnya : buaya, ular, dan elang.

Dekomposer / Pengurai, merupakan organisme yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan zat-zat organik sehingga menjadi zat-zat anorganik. Organisme ini mampu menguraikan ikan dan tumbuhan air yang mati kemudian nutrisi atau zat-zat yang dihasilkan akan dimanfaatkan oleh produsen, contohnya yaitu Alga dan Fitoplankton.

Manfaat Jaring-jaring Makanan Di Sungai

Jaring-jaring makanan di sungai sangat penting untuk diketahui dan dijaga untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam. Coba bayangkan jika produsen rusak dan mati secara massal, maka konsumen pertama tidak akan mendapat makanan, begitu pula konsumen kedua dan seterusnya. Dan Akhirnya keseimbangan ekosistem akan rusak dan keberadaan ikan akan terancam.

Kemudian ! . Dengan adanya jaring-jaring makanan di sungai, kita dapat memperoleh gambaran dan mempelajari interaksi langsung yang terjadi antar spesies yang ada dalam ekosistem sungai.

Kita akan bisa membedakan mana yang berperan sebagai predator puncak, konsumen sekunder, produsen utama dan lain sebagainya. Agar kita bisa menjaga kelestarian ekosistem sungai dengan sebaik-baiknya.

Demikian materi tentang Contoh Jaring-Jaring Makanan Di Sungai, semoga dapat membantu sahabat sekalian dalam mempelajari tentang ilmu biologi yang lebih mendalam lagi.

Baca juga :