Keseimbangan Ekosistem – Bumi dihuni oleh makhluk hidup dan benda mati. Antara sesama makhluk hidup dan lingkungan harus membentuk keseimbangan ekosistem agar tetap tercipta kehidupan yang selaras.
Mengenal Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur biotik dan abiotik. Kesatuan ekologi ini tidak bisa terelakkan dan antara dua komponen baik lingkungan maupun organisme yang ada di dalamnya saling mempengaruhi satu sama lain.
Keseimbangan ekosistem bisa diartikan sebagai sebuah kondisi dimana interaksi antara komponen biotik dan lingkungan berjalan seimbang. Ekosistem yang seimbang diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Bukan hanya bagi manusia, namun juga bagi semua komponen termasuk hewan, tumbuhan, dan juga lingkungan alam.
Gangguan Dalam Ekosistem
Idealnya, antara unsur biotik dan abiotik yang ada di bumi ini harus hidup dengan selaras dan seimbang. Ekosistem yang baik adalah yang mampu memberikan kesejahteraan bagi semua komponen di dalamnya. Kumpulan ekosistem yang seimbang akan membentuk sistem biosfer yang berkualitas. Sayangnya, kini ekosistem yang seimbang sudah mulai rusak.
Manusia adalah satu unsur ekosistem yang banyak melakukan perusakan di lingkungan tempat mereka tinggal. Berbagai kegiatan manusia ternyata bisa menyebabkan kerusakan ekosistem. Hal-hal seperti di bawah ini umum dilakukan manusia dan ternyata sangat membahayakan ekosistem:
1. Pembuangan Sampah
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa masalah terberat bagi lingkungan adalah sampah. Manusia terus menghasilkan sampah setiap harinya baik dari kegiatan industri ataupun sampah domestik. Sampah yang ditangani dengan baik tak akan banyak menimbulkan masalah. Tapi, sampah yang dibuang sembarangan tanpa penanganan adalah kunci kerusakan ekosistem.
Apalagi di negara sedang berkembang yang sistem pembuangan sampahnya masih relatif rendah. Begitu juga dengan kesadaran masyarakatnya untuk membuang sampah di tempat sampah yang juga masih rendah. Akibatnya, banyak sampah domestik yang masuk ke ekosistem perairan sampai bermuara di lautan lepas.
2. Perburuan Yang Berlebihan
Manusia menyebut hewan yang mengganggu aktivitas pertanian ataupun kehidupan sehari-hari sebagai hama. Tak jarang, ada spesies hama tertentu yang diburu secara berlebihan karena dianggap merugikan. Padahal, akhirnya hilangnya satu jenis spesies di wilayah tertentu akan membuat spesies lain muncul secara berlebihan.
Contohnya adalah perburuan ular yang berlebihan. Kondisi ini memang bisa membuat manusia aman dari gangguan ular. Namun alhasil, spesies tikus yang jadi makanan ular pun bisa berkembang dengan pesat karena predatornya telah hilang di alam.
3. Pembakaran Lahan
Banyak manusia yang masih tak sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan. Mereka membuka lahan dengan cara dibakar. Memang, cara ini cukup murah dan cepat. Tapi akibatnya bisa berdampak sangat luas bagi ekosistem. Pembakaran lahan bisa merusak lingkungan, memperburuk kualitas udara, membunuh satwa-satwa liar, hingga mengganggu kesehatan.
4. Penggunaan Pestisida Berlebihan
Saat ini hampir semua kegiatan pertanian menggunakan pestisida untuk menumpas hama pada tanaman. Ada banyak jenis pestisida yang digunakan dalam dunia pertanian. Mulai dari pestisida untuk memberantas gulma, serangga, dan juga hama hewan lainnya. Tapi ternyata penggunaan pestisida ini juga bisa menimbulkan dampak negatif.
Semakin banyak pestisida yang digunakan dalam pertanian, maka akan berdampak negatif bagi tanah dan juga manusia. Semakin lama, kandungan zat kimia dalam pestisida akan mengendap di tanah. Kandungan bahan kimia ini juga bisa ikut masuk dalam tanaman yang dikonsumsi manusia. Penggunaan pestisida berlebih bisa mengganggu siklus rantai makanan.
5. Perusakan Ekosistem Terumbu Karang
Laut adalah ekosistem yang mudah rusak dan susah dipulihkan. Sayangnya, aktivitas manusia ternyata bisa berdampak buruk pada ekosistem laut, terutama terumbu karang. Padahal, terumbu karang adalah rumah dan sumber makanan bagi sebagian ikan di lautan.
Aktivitas manusia seperti pembuangan sampah dan penangkapan ikan adalah penyebab rusaknya terumbu karang. Apalagi dengan ulah manusia yang menggunakan bom ikan ataupun pukat harimau untuk menangkap ikan. Dengan mudahnya aktivitas ini bisa merusak terumbu karang. Padahal, terumbu karang butuh waktu yang sangat lama untuk tumbuh.
6. Faktor Alam
Faktor kerusakan keseimbangan ekosistem yang terakhir ini memang diluar kehendak manusia. Faktor alam seperti terjadinya bencana seperti tanah longsor, banjir, dan gempa bumi bisa merusak keseimbangan dalam ekosistem. Tapi tak jarang pula, bencana alam justru terjadi karena kelalaian manusia menjaga lingkungannya.
Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri dari dua komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik, selengkapnya sebagai berikut :
A. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan semua organisme yang menghuni pada ekosistem tertentu yang termasuk dalam rantai makanan seperti produsen, konsumen, dan pengurai.
- Produsen
Produsen merupakan semua makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Misalnya tumbuhan, fitoplankton, dan alga. - Konsumen
Konsumen merupakan semua makhluk hidup yang mendapatkan energi atau makanan dari makhluk hidup yang lain.
Konsumen terbagi menjadi dua yaitu :
– Konsumen tingkat pertama yang merupakan makhluk hidup yang termasuk ke dalam kelompok herbivora ( pemakan tumbuhan ).
– Konsumen tingkat pertama yang merupakan makhluk hidup yang termasuk ke dalam kelompok karnivora ( pemakan daging ). - Pengurai
Pengurai merupakan makhluk hidup yang mempunyai kemampuan menguraikan makhluk hidup lain yang sudah mati sehingga menjadi bahan organik atau mineral-mineral yang dapat digunakan oleh produsen atau tumbuhan untuk melakukan produksi makanan, untuk tumbuh, dan untuk berkembang.
B. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dari ekosistem yang selain makhluk hidup atau benda mati. Selengkapnya sebagai berikut :
- Air
Komponen air dalam ekosistem merupakan komponen terpenting bagi makhluk hidup. Manusia sendiri sangat membutuhkan air karena dalam tubuhnya paling tidak harus mendapat cairan sekitar 70 %.
Apalagi hewan dan tumbuhan yang juga tidak akan bisa hidup tanpa adanya air. Misalnya saja tumbuhan yang membutuhkan air untuk melakukan fotosintesis jika tidak ada air, maka tumbuhan menjadi layu, kering, dan mati. - Cahaya Matahari
Sebagaimana kita ketahui, matahari merupakan sumber energi yang paling utama bagi kehidupan semua makhluk hidup. Misalnya saja bagi tumbuhan yang merupakan sumber energi dalam melakukan fotosintesis. - Udara
Udara yang kita hirup sebenarnya mengandung banyak senyawa seperti karbon dioksida, gas nitrogen, oksigen dan lain sebagainya. Udara sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup, misalnya saja tumbuhan membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis kemudian manusia dan hewan membutuhkan oksigen untuk bernafas. - Tanah
Komponen abiotik yang penting lagi adalah tanah yang merupakan tempat hidup makhluk hidup. Kandungan tanah yang banyak mengandung humus merupakan media yang cocok bagi tumbuhan untuk hidup dengan baik.
Sedangkan tanah dengan kandungan banyak logam, tumbuhan akan sulit untuk tumbuh. Selain itu kandungan logam yang tinggi juga akan mengganggu kehidupan manusia dan hewan. - Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca yang umum terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Iklim akan mempengaruhi suhu, kelembaban, dan curah hujan yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Keseimbangan Ekosistem
Keseimbangan ekosistem perlu kita jaga. Seperti dalam tubuh kita yang dalam kondisi tertentu, maka tubuh kita akan berusaha menjaga keseimbangan. Semua komponen ekosistem ada sebuah hubungan timbal balik yang akan membentuk sebuah keseimbangan. Hal inilah yang disebut keadaan homeostatis.
Jika keseimbangan ekosistem terganggu, maka ekosistem atau alam akan berusaha melakukan timbal balik. Keadaan hutan yang awalnya rimbun kemudian menjadi gundul karena pembalakan liar, maka ekosistem akan melakukan timbal balik.
Timbal balik seperti kondisi udara yang panas karena oksigen semakin berkurang, cuaca tidak menentu, kemarau yang panjang, namun ketika hujan terjadi banjir.
Jadi mari bersama sama kita jaga keseimbangan ekosistem dengan memanfaatkan alam sebaik-baiknya bukan merusak alam, karena alam ini adalah tempat tinggal kita bersama.
Demikian materi tentang keseimbangan ekosistem yang dapat disampaikan, semoga bermanfat.
Baca juga :