Reaksi Eksoterm Dan Endoterm

Artikel ini sudah direview oleh: Zuni Yahya, S.PKP, S.Pd

Reaksi Eksoterm dan Endoterm – Saat Anda mengambil jurusan MIPA atau IPA ketika SMA, Anda akan memperoleh mata pelajaran kimia. Salah satu materi yang akan dipelajari adalah mengenai termokimia.

Pada reaksi termokimia, terdapat dua  jenis reaksi, yaitu reaksi eksoterm dan endoterm. Kedua reaksi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami agar Anda bisa mengerti mengenai materi termokimia.

Termokimia ini merupakan sebuah bagian dari kimia yang sangat penting, Ketika Anda mempelajari termokimia, tentu Anda juga akan mempelajari materi mengenai reaksi eksoterm dan endoterm.

Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi Eksoterm dan Endoterm

REAKSI EKSOTERM

Pengertian Reaksi Eksoterm

Pada reaksi eksoterm, perpindahan kalor terjadi dari sistem menuju lingkungan akibatnya lingkungan menjadi panas. Tanda terjadi reaksi eksoterm yaitu perubahan entalpi yang bernilai negatif. Hal tersebut terjadi karena reaksi eksoterm akan membebaskan energi yang membuat entalpi sistem berkurang.

Reaksi eksoterm adalah sebuah reaksi yang menghasilkan kalor”

Reaksi eksoterm bisa terjadi secara alami dan ada juga yang terjadi karena disengaja atau buatan. Contoh reaksi eksoterm di alam, misalnya air mengalir, pembakaran kayu, besi berkarat, dan lainnya.

Reaksi eksoterm buatan adalah suatu reaksi eksoterm yang terjadi karena hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium. Contoh dari reaksi eksoterm buatan, yaitu reaksi HCl dengan serbuk zink, campuran asam pekat dan air, penambahan air ke tembaga sulfat anhidrat, reaksi air dengan natrium peroksida, dan lainnya.

Umumnya, reaksi eksoterm terjadi secara spontan, berbeda dengan reaksi endoterm. Salah satu contoh dari reaksi eksoterm yaitu pembuatan etanol yang diperoleh dari fermentasi glukosa.

C6H12O6 —> 2 C2H5OH + 2CO2

Reaksi pembuatan etanol berlangsung secara lambat dengan hasil samping yaitu gas karbondioksida. Setelah reaksi terjadi, suhu sistem menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan suhu lingkungan dan membuat sistem mengalirkan kalor menuju ke lingkungan.

Ciri-Ciri Reaksi Eksoterm

Untuk mengetahui apakah reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksoterm, terdapat ciri-ciri dari reaksi eksoterm, yaitu:

  • Entalpi produk memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan entalpi reaksi.
  • Perubahan entalpi = Hp – Hr < 0 atau memiliki nilai negatif.
  • Sistem membebaskan energi, biasanya dapat dilihat dari suhu yang meningkat, terlihat api atau apabila memerlukan kalor. Saat kalor dihentikan reaksi akan tetap berjalan.

Contoh Reaksi Eksoterm

Untuk lebih memahami mengenai reaksi eksoterm, berikut adalah beberapa contoh reaksi eksoterm dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

  1. Kapur bakar atau Kalsium Oksida dengan air
    Reaksi yang terjadi antara Kalsium oksida dengan air, yaitu :
    CaO (s) + H2O (l) —> Ca(OH)2 (aq) ∆H = -64kJ
    Kalsium oksida adalah produk yang dihasilkan dari proses kalsinasi batu kapur yang terjadi di temperatur kurang lebih 1000 celcius. Saat Kalsium oksida dimasukkan ke dalam air, maka reaksi yang terjadi adalah temperatur campuran yang naik. Persamaan reaksi yang baru adalah :
    CaO (s) + H2O (l) —> Ca(OH)2 (aq) + 64kJ
    Arti dari reaksi ini adalah energi 64 kJ dilepaskan oleh sistem menuju lingkungan
  2. Logam Natrium dengan air
    Reaksi yang terjadi yaitu :
    2Na (s) + 2H2O (l) —> 2NaOH (aq) + H2 (g)
    Reaksi ini terjadi dengan waktu yang cepat dan akan menimbulkan sebuah ledakan. Setelah reaksi ini terjadi, suhu produk akan menjadi lebih tinggi dari suhu lingkungan. Akibatnya, sistem akan mengalirkan kalor menuju lingkungan.

REAKSI ENDOTERM

Pengertian Reaksi Endoterm

Di dalam reaksi endoterm, perpindahan kalor terjadi dari lingkungan menuju sistem yang membuat suhu lingkungan menjadi lebih dingin, karena suhu yang turun.

“Reaksi endoterm merupakan sebuah reaksi kimia yang menerima atau menyerap kalor.”

Reaksi endoterm akan menerima sejumlah energi yang membuat energi dalam sistem menjadi bertambah. Oleh karena itu, perubahan entalpi memiliki nilai yang positif. Artinya, entalpi produk memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan entalpi pereaksi. Selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi merupakan perubahan entalpi.

Contoh dari reaksi endoterm misalnya reaksi Barium hidroksida dengan kristal Amonium klorida ditambah beberapa tetes air. Reaksi ini akan menerima kalor dari lingkungan.

Apabila reaksi tersebut dilakukan di tabung reaksi, Anda bisa merasakan tabung yang menjadi dingin akibat sistem menyerap kalor dari tangan Anda yang merupakan lingkungan. Persamaan reaksi endoterm bernilai positif.

Perubahan entalpi = Hproduk – Hreaktan > 0

Ciri-Ciri Reaksi Endoterm

  • Entalpi produk memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan entalpi reaksi.
  • Suhu sistem menjadi lebih kecil dibandingkan dengan suhu lingkungan.
  • Reaksi disertai penurunan suhu.
  • Lingkungan akan mengalirkan kalor menuju sistem.

Contoh Reaksi Endoterm

Berikut adalah beberapa contoh dari reaksi endoterm, yaitu :

  1. Reaksi endoterm gas N2 dan gas oksigen
    Reaksi yang terjadi : N2 (g) + O2 (g) —> 2NO2 (g)
    Reaksi ini terjadi di suhu yang tinggi. Setelah reaksi terjadi suhu sistem akan mengalami penurunan dan lingkungan akan mengalirkan kalor menuju sistem.
  2. Reaksi urea dan air
    Reaksi yang terjadi : CO(NH2)2 (s) + H2O (l) —> CO(NH2)2 (aq) + H2O (l)
    Reaksi ini adalah reaksi pelarutan urea ke dalam air yang berlangsung secara cepat. Setelah urea larut dengan air, suhu sistem akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan suhu lingkungan yang membuat lingkungan mengalirkan kalor menuju sistem.

Perbedaan Antara Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

Kata eksoterm dan endoterm berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani, eksos berati luar, sementara term berarti panas. Artinya, reaksi yang mengeluarkan panas. Untuk endoterm, endon berarti dalam dan term berarti panas. Artinya, reaksi yang menerima atau menyerap panas.

Di dalam reaksi eksoterm, nilai perubahan entalpi adalah negatif. Perubahan entalpi dihitung menggunakan Hukum Hess, di dalam hukum ini mengatakan jika entalpi berbanding lurus dengan perubahan suhu yang terjadi. Pada reaksi ini terjadi penurunan suhu yang membuat perubahan suhu menjadi negatif. Sehingga, perubahan entalpi yang dihasilkan akan bernilai negatif.

Sementara itu, hasil perubahan entalpi pada reaksi eksoterm adalah positif. Hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan suhu yang membuat perubahan suhu bernilai positif. Sehingga, perubahan entalpi yang dihasilkan akan bernilai positif.

Materi mengenai reaksi eksoterm dan endoterm ini tidak terlalu sulit jika Anda sudah mengerti dengan konsepnya. Salah satu caranya adalah Anda bisa mengetahui masing-masing ciri reaksi agar Anda tidak bingung untuk menentukan antara reaksi eksoterm dengan reaksi endoterm.

Baca juga :